medioBola – Pemilik Reading FC, Dai Yongge, diwajibkan menjual klub paling lambat 4 April 2025 setelah dirinya resmi didiskualifikasi berdasarkan Owners’ and Directors’ Test yang dilakukan oleh English Football League (EFL). Tenggat waktu ini ditetapkan pada sidang yang digelar di Commercial Court London pada Jumat lalu, ketika Yongge gagal memperoleh injunksi terhadap mantan pemilik Wycombe Wanderers, Rob Couhig, yang dianggap menghambat proses penjualan klub.
Dalam sidang tersebut, Hakim Mr Justice Jacobs menolak permohonan injunksi wajib yang diajukan Yongge. Menurut keterangan EFL yang dirilis setelah sidang, diskualifikasi Yongge mengharuskannya segera melepas seluruh kepemilikan di klub. Jika ia tidak menyelesaikan proses ini dalam tenggat waktu yang diberikan, EFL menegaskan akan mempertimbangkan berbagai opsi regulasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Rob Couhig, mantan pemilik Wycombe Wanderers yang sebelumnya juga pernah mengajukan penawaran untuk membeli Reading, dianggap oleh Yongge sebagai pihak yang menghambat penjualan klub karena masih memiliki jaminan atau securities di klub tersebut. Meski begitu, hakim tidak menemukan alasan yang cukup kuat untuk memberikan injunksi yang diajukan oleh Yongge.
Situasi yang rumit ini telah menyebabkan Reading FC memasuki masa eksklusivitas dengan calon pembeli potensial yang namanya tidak diumumkan. Klub optimistis proses tersebut bisa selesai dalam waktu dekat dan memberikan manfaat positif bagi semua pihak, termasuk staf, pemain, dan suporter. Namun, masih belum jelas apakah proses tersebut dapat selesai sebelum batas waktu 4 April.
BBC Radio Berkshire melalui komentatornya, Tim Dellor, menyatakan bahwa situasi ini menciptakan ketidakpastian besar bagi penggemar klub. Menurutnya, kondisi saat ini justru memperumit keadaan karena jika Reading FC tidak terjual tepat waktu, mereka terancam tidak diizinkan bertanding. Situasi ini akan menjadi titik terendah dalam sejarah panjang klub, terutama bila mereka berhasil masuk zona play-off namun tak diperbolehkan bertanding.
Suporter Reading, yang diwakili oleh Caroline Parker dari kampanye SellBeforeWeDai, merasakan campur aduk emosi akibat keputusan sidang ini. Di satu sisi, mereka lega karena ada kejelasan mengenai batas akhir penjualan klub. Di sisi lain, mereka tetap was-was mengenai masa depan klub karena kurangnya transparansi dari pihak Yongge.
Reading FC telah menyatakan komitmennya secara resmi untuk bekerja sama dengan Rob Couhig dan EFL agar menemukan solusi terbaik. Dalam pernyataan resminya, klub berencana menyediakan opsi alternatif berupa keamanan atau dana escrow guna memfasilitasi proses penjualan klub. Langkah ini diharapkan bisa mempercepat penyelesaian hambatan yang selama ini mengganggu proses penjualan klub.
Sementara itu, Yongge tetap menunjukkan komitmennya bekerja sama dengan EFL untuk menjual Reading FC. Ia berharap semua pihak bisa segera mencapai kesepakatan agar klub bisa mendapatkan pemilik baru dan jangka panjangnya terjamin. Namun, mengingat sejarah beberapa proses penjualan sebelumnya yang gagal, masih ada kekhawatiran besar bahwa situasi ini bisa kembali berlarut-larut.
Dengan batas waktu yang semakin dekat, EFL terus memantau situasi ini dengan ketat. Mereka menegaskan bahwa langkah-langkah tegas siap diambil jika Yongge gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan. Bagi Reading FC dan pendukungnya, ini menjadi waktu kritis yang menentukan masa depan klub tercinta mereka.