medioBola – Laga perdana Thomas Tuchel sebagai pelatih timnas Inggris menghadirkan kemenangan 2-0 atas Albania dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Meski meraih hasil positif, Tuchel secara terbuka menyebutkan bahwa performa skuad The Three Lions masih belum maksimal dan harus diperbaiki ke depannya. Hasil pertandingan Inggris Albania ini menandai awal baru, namun bukan tanpa catatan kritis dari sang pelatih.
Pada laga yang berlangsung di Wembley tersebut, Inggris membuka keunggulan lewat gol debut dari pemain muda Arsenal, Myles Lewis-Skelly, di menit ke-20. Gol kedua dicetak oleh sang kapten, Harry Kane, di menit ke-77 yang menandai golnya yang ke-70 bersama tim nasional. Namun meski menang dua gol tanpa balas, Tuchel tak ragu mengatakan bahwa timnya masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama dalam aspek intensitas permainan dan efektivitas serangan.
Tuchel mengakui Inggris tampil dominan sejak menit awal dengan penguasaan bola hampir total di delapan menit pertama. Namun, ia menilai bahwa setelah fase awal tersebut, permainan timnya terlalu lambat dan kekurangan variasi serangan. Albania yang bermain dengan blok pertahanan rendah memang menyulitkan Inggris untuk menciptakan peluang bersih. Ini membuat hasil pertandingan Inggris Albania terasa kurang meyakinkan di mata publik meski skor akhir berpihak pada Inggris.
Salah satu keputusan berani Tuchel adalah menurunkan dua pemain debutan, yakni Lewis-Skelly dan Dan Burn. Keduanya tampil cukup menjanjikan. Lewis-Skelly bahkan mencetak gol dengan penyelesaian rapi melewati sela kaki kiper lawan. Tuchel menyebut Lewis-Skelly sebagai pemain muda dengan kepribadian hebat dan kemampuan yang menonjol. Ia langsung memberi kesan positif di kamp latihan dan tampil tenang saat pertandingan.
Di sisi lain, performa lini depan menjadi sorotan. Marcus Rashford yang mendapat kesempatan starter pertamanya untuk Inggris dalam setahun terakhir, tampil kurang tajam meski sempat beberapa kali berkolaborasi apik dengan Jude Bellingham. Phil Foden juga belum mampu menunjukkan permainan terbaiknya di sisi kanan serangan. Tuchel mengakui bahwa kedua winger tersebut tampil di bawah performa terbaik mereka.
Tuchel juga menyinggung kurangnya agresivitas dan pergerakan tanpa bola dari pemain-pemainnya. Ia menyebut bahwa terlalu banyak operan tanpa tujuan jelas dan minimnya upaya menusuk pertahanan lawan membuat serangan Inggris tidak cukup tajam. Padahal, para pemain tersebut sedang dalam performa bagus di level klub, sehingga ekspektasi publik tentu tinggi terhadap penampilan mereka di tim nasional.
Hasil pertandingan Inggris vs Albania ini memberikan banyak pelajaran penting bagi Tuchel dan timnya. Meski menang, performa yang kurang greget membuat pelatih asal Jerman itu menekankan pentingnya peningkatan kualitas dalam hal tempo, kreativitas, dan ketajaman serangan. Ia berjanji akan melakukan evaluasi mendalam dan memberi struktur permainan yang lebih baik agar para pemain bisa tampil maksimal.
Di luar pertandingan ini, Tuchel menyampaikan optimismenya terhadap masa depan skuad Inggris. Ia percaya bahwa dengan kerja sama dan komitmen tinggi, tim ini bisa berkembang menjadi kekuatan besar di kancah internasional. Fokusnya kini adalah membangun fondasi permainan yang solid dan menciptakan lingkungan kompetitif yang sehat di dalam skuad.
Hasil pertandingan Inggris Albania bukan hanya tentang skor akhir, tapi juga gambaran awal dari era baru di bawah Thomas Tuchel. Dengan debut yang cukup sukses dan penuh catatan untuk perbaikan, publik Inggris kini menunggu bagaimana kelanjutan perjalanan mereka menuju Piala Dunia 2026. Perjalanan panjang masih terbentang, dan ujian sesungguhnya baru dimulai.
